cerita cinta
Uh, hari ini mulai lagi… kenapa harus masuk sekolah lagi sich….!!!”
Kataku saat hari senin yg indah ini harus memulai pekerjaan sebagai
pelajar lagi… “Ryan ! Cepat bangun, nanti kamu kesiangan !” Terdengar
suara ibu yg bernada tinggi itu… “Ya bu..” kataku sambil melangkah ke
kamar mandi…. “Saatnya pergi !!” Kataku dalam hati… Jujur
saja, aku kangen juga sich dengan SMAku yang biasa-biasa saja itu…
Padahal hanya liburan selama 2 minggu tapi sdah kangen berat seperti
ini…. Maklumlah, orang yg belum pernah merasakan cinta dr seorang
kekasih seperti aku ni pasti akan kangen dengan
sekolahnya,hahaha:D,pasti kalian terkejut mendengarnya,ya,aku yg duduk
di bangku SMA ini belum pernah sekalipun dalam hidupku merasakan yg
namanya jatuh cinta. Jika kalian bertanya mengapa ?aku
sendiri pun tak tau mengapa. Mungkin karena aku tak pernah memikirkan
hal itu,aku hanya berhubungan dengan orang lain hanya sebagai sahabat
saja. Karena itu aku ga pernah yang namanya pacaran dan mengenal
cinta…Tapi, semua berubah karena suatu kejadian, kejadian dimana aku
mulai mengenal yang namanya cinta.. begini ceritanya… Saat
itu,setibanya di sekolah,aku bertemu dengan Qorina teman sekelasku
dikelas X ,menurut ku satu-satunya cewe yang sepantaran dan dekat
denganku yaa Cuma dia sii Qori yg menurutku bawel seperti
ibuku,hehehehe(piss yaa buu).”Qori…!!”teriakku.”Ryan…hey apa
kabar?,liburan kemana aja nii?” Jawabnya sambil tersenyum khas
dirinya.”ehh,bisa gak sii kamu tuh kalo nanya satu-satu?aku baik,liburan
aku cuma dirumah! kamu?” jawabku dengan sedikit cemberut”aku
baik,liburan ku asik loohhh…aku ke Bali! hahaha! ” Jawab Qori dengan
tawanya yang amat menggemaskan itu”terus oleh-olehnya mana?” Tanya aku
dengan berharap”nih tenang ada..”jawab Qori sambil memberiku sebuah
oleh-oleh khas Bali“makasih ya… hehehe” kataku dengan riangnya..
‘teeeeeeeeetttttttt’ bel sekolah pun berbunyi. ”Ayo
masuk”ajakku pada Qori,4jam pun berlalu dengan pelajaran yg sangat amat
membuatku sebelll banget!. Saat memasuki jam istirahat yang walau hanya
15 menit saja, aku dan Qori pergi ke kantin bersama-sama. Walau aku
hanya membawa 4 ribu saja. Tapi itu sudah cukup untuk membuat aku tenang
dan nggak malu-maluin di depan teman-temanku.4 bulan telah berlalu,
hubunganku dengan Qori semakin dekat. Wlaupun kami cuma sebatas teman,
tapi aku sering diledek sebagai kekasihnya Qori. Mungkin karena aku
memang sudah akrab dengan Qori sejak kelas 8. jadi mereka menganggap aku
ini berjodoh dengannya. Huh, walaupun aku juga sedikit senang karena
Qori adalah gadis yang paling cantik di kelasku. “Heh, dimana
tu kekasih lo ???” Tanya Indra, Ketua kelas X.5, kelasku.
“maksud lo siapa ??? Qori ???” Jawabku dengan nada agak jengkel. Walau
dalam hati aku juga kuatir karena dia sudah enggak masuk sekolah selama
3 hari ini. “Yaiyalah, siapa lagi ??? absennya udah banyak
buanget nii !!!” Jawab indra sambil menunjukan mimik yang menjengkelkan
untukku. “Mana Gue Tau !!! Lo kata gue satpam dia apa ???”
kataku dengan membuang muka sama Indra. Saat Qori tidak
masuk akhir-akhir ini, sikapku mulai berubah. Aku menjadi lebih pendiam,
dan lebih mudah tersinggung dengan orang lain. Di kelas, aku tak bisa
konsentrasi belajar. Selalu saja yang ada di pikiranku ‘kenapa Qori kok
ga masuk ya ???’ Perasaanku selalu tidak tenang ketika dia absent
dari kelas. “Kenapa lo ??? akhir-akhir ini diem aja ???
mikirin Qori ya ???” Tanya Ryna, cewe paling aktif di kelas yang
anaknya agak lucu. “Tau aja lo…!!” jawabku sambil menundukan
kepala.. “Tapi jangan gitu juga dong !! Masa gara-gara
teman dekat lo ga masuk lo jadi berubah gini !!!” katanya dengan
semangat…. “Benar kata Ryna !!!” Seru Indra. “ Gue tau lo
mikirin Qori, tapi ga segitunya kale, sampai-sampai lo jadi berubah 180
derajat begini…” Lanjutnya dengan menatapku.. “gimana donk
?? gue kuatir, akhir-akhir ini dia ga masuk sekolah… gue juga enggak
dikasih kabar dengannya… gue coba SMS dia tapi tidak dibalas, gue telfon
dia juga gak diangkat… gue takut dia kenapa-kenapa…” Sedihku didepan
teman-temanku… “Yaudah, besok kan hari minggu, gimana kalau
kita semua ke host dia aja ??? setuju ga ???” Usul Iwan, Wakil Ketua
Kelasku…. Semua mengangguk tanda kesetujuan
mereke.. “OK, Besok sekitar jam 09.00 semua sudah ada di
sekolah. Kita berangkat bersama-sama…” kata Iwan dengan
bijak… Sekitar jam 09.00, seperti yang dikatakan Iwan, sudah
banyak yang datang di sekolah. Ada Iwan, Ryna, Indra, Chesa, Kiki,
Tary, Syifa, Adit, dan gue… sebelum berangkat, kami telah melakukan
persiapan. Walau rumah Qori hanya 6 km dari sekolah, kami melalukan
persiapan sebelum terjadi hal-hal yang kemungkinan terjadi.
Sekitar pukul 09.20 kami berangkat dari sekolah. Kami menggunakan 6
sepeda motor, dan aku mengendarai motor sendirian. Sekitar pukul 10.00
kami tiba di rumah Qori. Kami membunyikan bel dan seseorang
keluar dari rumah tersebut. “Kalian mencari siapa ya ???”
Tanya seorang bapak, yang ternyata Ayah Qori. “eehh, kamu Ryan, nyari
Qori ya ???” katanya saat dia melihatku… “Iya om, kami semua
mencari Qori, karena dia sudah absent selama 5 hari.” “Maaf
ya, ini salah om. Semenjak Qori tahu bahwa om dan tante akan bercerai,
Qori kabur dari rumah dan sekarang om juga tidak tahu dia tinggal
dimana. Om sedang melakukan pencarian terhadapnya tapi sampai sekarang
belum ketemu.” Cerita Ayah Qori, berlinar air mata. “duh,
yasudah om, kami akan coba membantu. Yang sabar ya om.” Kataku mencoba
menenangkan..Setelah berbincang dengan Ayah Qori, kamipun kembali ke
sekolah karena motor Ryna dan Syifa ada disana….Sekitar pukul 12.00 kami
tiba di sekolah… “kami pulang ya Yan,..” kata Ryna
mengakhiri perjumpaanku dengan teman-teman.. “Ya, hati-hati
dijalan ya…” salamku kepada mereka… Setelah mereka pergi, aku
merenung di sekolah. Berdiam menatap langit, dengan seluruh rasa
kecewa di hati. Hanya diriku dan angin sejuk sang alam yang menghembus
yang dapat menyejukanku ‘apa dia ada disana ???’ sejenak
pikiran itu yang muncul dalam otakku. Harapanku muncul dengan tekad
yang datang secara tiba-tiba itu.. Akupun berangkat menuju
tempat yang kutuju, tempat pertama kali aku bertemu dengan Qori. Dengan
harapan yang besar bahwa dia ada disana. Kuyakinkan hati dan tekad
untuk menemuinya jika memang dia disana. Setelah sampai
disana, aku melihat Qori. Senang plus sedihpun kurasakan. Senang karena
akhirnya kumenemukannya, dan sedih karena kulihat dia menangis dibawah
pohon tempat kami biasa berbaring disana. “Ternyata benar
kamu ada disini ya…” kataku sambil menghampiri Qori yang sedang duduk
menangis itu. Dengan sangat kaget dia melihatku “hey, kenapa
kamu tahu aku ada disini ???” Sambil menghapus air
matanya.. “I don’t know, perasaan aku aja…” kataku sambil
tersenyum untuk menghiburnya… “Huh,,…” katanya dengan muka
sewot “Kamu kenapa ?? Ayah kamu nyariin kamu tuh…” tanyaku
menatapnya… “Mau tau aja sih kamu…!!!” kesalnya menjawab
pertanyaanku… “Huh… Kamu masih ingat juga tempat ini…” kataku
membuka ceritaku “Iyalah !” cela dia dengan muka
menyebalkan. “Jadi ingat saat kita pertama bertemu… Waktu
yang terindah saat itu memang tak terlupakan, walaupun agak
menyebalkan.. hehe “Tawaku sambil menatapnya.. Kulihat dia
tersenyum walau sedikit. Dan itu cukup untukku melihat senyumnya yang
lama hilang itu. Dan segera aku mengetahui apa yang membuatnya
tersenyum. Mungkin karena dia teringat saat bertemu denganku disini
untuk pertama kalinya. Saat itu, sekitar 3 tahun yang lalu,
aku sedang terduduk di bawah pohon tempat biasa aku merenung dan melihat
awan yang cerah dan membiru. Dengan suasana yang tenang dan sepi, aku
berbaring dan terlelap karena ketenangan yang ada. Tiba-tiba saja Qori
datang, diapun kaget melihat aku yang terlelap di bawah pohon
tersebut. “Heh…!!! Bangun loe !!! Ngapain loe di tempat gue
!!!!” Katanya mengusikku dari mimpi indahku… “Hhhmmm,, siapa
loe ??? heh tempat loe ?? setau gue, lo ga pernah duduk disini… yang
gue tahu ini itu tempat gue, NGERTI ???!!!!” bentakku memperkeruh
suasana… Setelah sekian lama, sekitar 2 jam kami cek-cok
mulut cuma tentang pohon yang menurut kami istimewa tersebut. Akhirnya
kamipun kelelahan dan bersandar pada pohon tersebut. “Nama
gue Ryan, Lo siapa ???” kataku membuka suasana baru. “eh,
nama gue Qori….” Jawabnya dengan agak gugup Setelah
perkenalan itu, kami menjadi dekat. Karena kami sering istirahat di
taman ini. Kamipun menjadi dekat dan saling mengenal satu sama lain.
Sekarang hubungan kami memang sudah dekat. Mungkin bukan dibilang
sebagai seorang teman atau sahabat lagi. Udahlah, seperti
itulah masa laluku dan Qori. Memang agak menyebalkan sich..
“Heh, kok malah diam gitu, mikirin apa sich ???” Tanya Qori
mengagetkanku…“Eh, ga kok…” senyumku padanya,… “kamu kenapa kok
merenung disini…???” tanyaku dengan senyum..Setelah sekitar 1 jam dia
bercerita, akupun mengerti. Ternyata kedua orang tuanya akan bercerai
dan itu membuat dia berontak dengan cara kabur dari rumah seperti ini.
Walaupun kedua orang tuanya sudah berjanji mereka tidak akan bercerai,
tetap saja Qori tidak akan pulang.Kumulai pembicaraan “Baiklah, jika
kamu mau pulang, aku akan berbuat sesuatu pada kamu yang takkan pernah
kamu duga sebelumnya.”“apa itu Ryan ??? jangan aneh-aneh deh.” Katanya
dengan terheran-heran.“Tapi janji dulu, kamu akan ikut pulang sama aku.
Baru aku kasih tahu kamu.” Kataku mayakinkan.Dia mengangguk tanda
setuju.Akupun memulainya, dibawah tempat kenanganku bersamanya, dengan
memegang tangannya, akupun mengatakan “Qori, aku cinta sama kamu, aku
baru menyadarinya, maukah kamu menjadi pasanganku dan pulang ???”Diapun
kaget, mukanya memerah dan tersipu. Air mata keluar entah itu air mata
apa. Dan akupun terkejut saat dia memelukku dan berkata “Ya Ryan… Aku
menerimanya dengan sepenuh hatiku, aku memang sudah lama menantikan kamu
mengatakan itu.” Sambil menangis dia berkata seperti itu..Akupun
bingung tak karuan. Rasa senang di hati, dan kenyamanan yang diberikan
oleh Qori membuat hati ini tercampur aduk. Barulah kurasakan rasa cinta
yang dibalas dengan senyum hangatnya. Membuatku bahagia dengan hidup
yang saat ini kulalui seorang diri.“hmmm, baiklah aku sudah menepati
janjiku, sekarang kamu ikut aku pulang ke rumah ya, kamu juga harus
menepati janjimu.”kataku menagih janjiku.“iya..” katanya walau dengan
tangisan yang masih ada di hatinya.Kamipun pulang sekitar jam 15.00.
Ayah dan Ibu Qori senang dan berterima kasih kepadaku karena telah
menemukan anaknya. Merekapun berjanji pada Qori untuk tidak memikirkan
ego mereka sendiri dan lebih memperhatikan Qori.“Pak,Bu.. Saya pulang
ya… Qori aku pulang ya..” Pamitku kepada keluarga Qori“ehh iya nak,
hati-hati di jalan ya...” kata Ayah Qori membalas pamitku“Ehh Ryan,
tunggu…” Qori mandekatiku “makasih ya, sampai ketemu besok di sekolah,
jaga kesehatan kamu,dan satu lagi.” Dia membisikin sebuah kalimat ‘ I
LOVE U’… sebuah kalimat yang gak pernah dikatakan kepadaku.“iya…” akupun
hanya bisa berkata itu dan tersenyum.Semenjak kejadian itu, aku dan
Qori menjadi sepasang kekasih. Ya walaupun banyak godaan, ledekan dll
dari teman-teman sekolah. Tapi syukurlah kami masih menjalani hubungan
yang sangat tak terduga ini. Yang aku tahu hanya, ‘Aku Cinta Qori, No
One Else’….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar